Kehendak Bebas (Free Will) Dalam Anime Attack on Titan

Anime Attack on Titan atau dalam bahasa Jepang Shingeki no Kyojin merupakan anime garapan Hajime Isayama. Merupakan salah satu anime yang masih layak untuk di perbincangkan. Anime ini cukup menarik dari segi cerita yang ditawarkan. Terutama dalam season terakhir, yang mengubah pandangan bahwa tokoh utama atau main caracter (MC) "akan selalu baik".

Pada season terakhir, tokoh utama Eren Yeager berubah seolah-olah menjadi jahat. Dimana Eren membuat suatu rencana yang dalam anime tersebut disebut rumbling (getaran tanah). Dengan kekuatan itu, ia ingin menciptakan dunianya sendiri yang hanya akan dihuni oleh bangsa Eldia. Karena menurutnya, permusuhan ras tidak akan terjadi apabila hanya menyisakan satu ras saja. Sayangnya perbuatan itu sangat jelas salah. Memusnahkan ras lain jelas merupakan sebuah kejahatan yang luar biasa.

Jadi apakah perbuatan yang dilakukan murni keinginan dari Eren sendiri? Ada hal menarik dalam episode 14 kemarin.

Percakapan dimulai dengan pertanyaan Armin kepada Eren. Armin berkata kepada Eren mengapa Eren mengambil tindakan untuk menyerang Marley, apakah itu benar-benar keinginan dia atau Eren telah dikendalikan oleh Zeke dan Yelena.

Eren menjawab, "aku bebas, apapun yang kupilih, semuanya kuputuskan atas dasar kehendak bebasku." Lalu Armin bertanya lagi "apakah pertemuanmu dengan Yelena dan Zeke adalah kehendak bebasmu?" Dan Eren menjawab. "Iya benar." Mikasa membantah perkataan Eren, "tidak, di negara musuh sekalipun, kau tidak akan melibatkan penduduk dan anak-anak yang tidak ada sangkut pautnya."

Pada episode sebelumnya dalam penyerangan Liberio, kita sudah melihat banyak sekali korban, baik itu warga sipil dan anak-anak akbiat dari rencana penyerangan yang dilakukan Eren.

Eren balik bertanya kepada Armin, "Akhir-akhir ini apakah menemui Anie didasari atas kehendakmu sendiri?" Kita tahu sendiri pada season sebelumnya Armin telah memakan Bertolt Hoover setelah menjadi titan yang akhirnya menjadikan pewaris titan kolosal, di mana Hoover sendiri memiliki perasaan kepada Anie. Dalam anime ini orang yang memiliki kekuatan titan akan mewarisi sebagian ingatan dari pemilik titan sebelumnya.

Yang menarik dari percakapan ini adalah perbincangan membahas tentang kehendak bebas. Kehendak bebas atau dalam bahasa inggris disebut dengan free will merupakan kemampuan seseorang dalam memilih tindakan diantara alternatif tindakan lain. Hingga saat ini kehendak bebas pun masih menjadi perdebatan dalam sejarah.

Ada yang mengakui ada juga yang tidak mengakui, orang yang tidak menakui adanya kehendak bebas biasa menyebut kehendak bebas hanyalah sebuah ilusi belaka. Nah lantas apakah yang dilakukan Eren itu murni atas kehendak bebasnya atau ada pengaruh eksternal?

Menurut Plato, esensi dari manusia adalah jiwa. Jiwa sendiri terbagi ke dalam tiga bagian, ephitumia (nafsu), thumos (kehendak), dan logistikon (rasio). Jika mengacu pada teori Plato, kehendak atau keinginan jelas merupakan dari jiwa. Jiwa sendiri tentunya tidak ada sangkut paut dengan dunia materi atau dunia eksternal. Artinya itu murni dari internal seseorang atau keinginan dari jiwa.

Kehendak untuk memiliki kedudukan tinggi atau untuk menjadi orang kaya itu merupakan dari keinginan jiwa. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh Eren, jika mengacu pada esensi jiwa menurut teori Plato, maka rencana getaran tanah yang akan dilakukan oleh Eren adalah murni dari kehendaknya sendiri, bukan pengaruh dari luar.

Kehendak bebas kadang kala juga dikaitkan dengan tanggung jawab moral. Hal ini bisa dilihat dalam percakapan diatas tadi. Mikasa yang mengatakan Eren tidak akan mungkin melakukan hal tersebut, tidak akan mungkin Eren melibatkan penduduk sipil dan anak-anak yang tidak bersalah dengan rencananya itu. Dengan kata lain, kehendak bebas yang dimaksud Eren tidak mencerminkan perilaku dirinya. Dimana menurut Mikasa, Eren dinilai sebagai orang baik.

Jadi, perbuatan itu bukanlah murni kehendak bebasnya sendiri. Tetapi ada dorongan dari pihak lain. Dimana setiap orang yang akan melakukan kejahatan tentunya bukan karena kehendak sendiri, ada faktor-faktor yang ikut mempengaruhinya. Seperti faktor ekonomi, lingkungan atau sosial. Pandangan ini disebut dengan determinisme.

Dalam pandangan determinisme, kejadian saat ini merupakan akibat dari peristiwa-peristiwa sebelumnya yang terjadi, dan itu merupakan di luar kendali kita. Misal,

Saya menulis artikel ini dalam pandangan determinisme bukan hasil dari kehendak saya, meainkan ada sebab atau peristiwa sebelumnya yang membuat saya menulis artikel ini.

Peristiwa tersebut karena saya menonton anime Attack on Titan ini dari season 1, tentunya ada peristiwa lain yang membuat saya menonton anime ini. Karena kesukaan saya menonton anime dan mencari rekomendasi anime sampailah pada anime ini.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnyalah yang akhirnya membuat saya menulis artikel ini, jadi kehendak bebas dalam pandangan ini hanyalah ilusi.

Apalagi Eren menjelaskan bahwa Zeke yang merupakan saudara tirinya itu memahami seluk beluk tentang raksasa, maka akibat serangkaian peristiwa itulah yang menyebabkan Eren untuk melakukan aksinya tersebut. Dengan kata lain, yang terjadi bukan kehendak Eren sendiri, tetapi juga karena pengaruh Eksternal, yaitu Zeke dan Yelena.

Begitupun dengan sikap Armin yang selalu menemui Anie, dalam pandangan determinisme, hal tersbut bukanlah kehendaknya sendiri. Tetapi ada satu peristiwa yang memperlihatkan mengapa Armin selalu bertemu dengan Anie, yaitu karena Armin menjadi pewaris kolosal titan. Nah, dari sini kita tahu bahwa dalam pandangan determinisme kehendak bebas adalah sebuah ilusi.

Dimana dalam pandangan determinisme menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi termasuk kesadaran manusia, tunduk dalam satu hukum, yaitu hukum sebab akibat. Segala sesuatu seperti mesin dan mekanis ada sebab dan asal muasalnya. Begitu pula dengan pikiran, sejatinya pikiran terjadi akibat dari reaksi atau zat-zat yang ada dalam tubuh kita sehingga kita dapat berpikir. Pandangan ini memposisikan materi sebagai faktor yang utama, hal ini karena pengaruh dari paham materialisme.

Jelas sekali bahwa pikiran bukan objek materi, melainkan rohani. Meskipun menggunakan materi yang kita sebut sebagai otak, tetapi kegiatan berpikir bukanlah satu aspek yang bisa dihitung menggunakan mekanisme-mekanisme seperti matematik. Pada akhirnya paham ini dengan sendirinya menolak esensi dari jiwa itu sendiri yang memiliki kehendak.

Terkait ada atau tidaknya kehendak bebas, tetap saja harus bisa mengontrol diri. Karena tidak dapat kita pungkiri bahwa manusia juga mempunyai kehendak yaitu bagian dari jiwa, tetap saja harus mengontrolnya, yaitu dengan rasio kita sendiri, rasio lah yang akan menentukan suatu kehendak kapan dituruti atau tidak.

Jika melibatkan akal dalam menuruti kehendak, maka resiko seperti moral atau nilai bisa kita timbang. Itulah yang membuat kita sebagai menusia dinilai lebih istimewa ketimban makhluk lain. Karena kita diberkati dengan rasio.

Semua makhluk hidup tentunya memiliki ciri yang sama, tetapi ada keutamaan yang harus dioptimalkan, kuda disebut sebagai kuda apabila mencapai keutamaannya yaitu belari kencang, manusia akan mencapai keutamaanya apabila menggunakan rasionya.

Apa yang dilakukan oleh Eren Yeagar yang ingin menciptakan dunia ideal versi dirinya, dunia tanpa orang jahat, dunia tanpa ada permusuhan, sekilas memang terlihat baik. Tetapi jika melibatkan rasio maka hasilnya akan berbeda. Hanya saja jika demikian tentu cerita selanjutnya tidak akan menarik.

Meskipun determinisme mengesampingkan kehendak, kita juga bisa mengambil sisi baiknya, yaitu buatlah hidup kita menjadi lebih bermakna, lebih baik dari kemarin. Karena pada dasarnya yang kita lakukan sekarang akan menentukan bagaimana ke depannya nanti. Jika perbuatan baik yang kita lakukan saat ini, maka hal baik yang akan kita dapat di masa mendatang begitu pula sebaliknya.

Subscribe to receive free email updates: